Monday 14 July 2014

Padang Lampe... I'm In Love

Holla.... I'm back again... sudah lama aku tak posting cerita aku di blog ini, soalnya belakangan ini lagi malas berpikir dan novel aku sudah menunggu untuk diselesaikan bacaannya. Gak usah lama-lama lagi, aku mau cerita mengenai kisah perjalanan kerohanianku. Sebelum aku cerita lebih panjang, aku mau kasih tahu dulu tentang Padang Lampe, kenapa dan mengapa. Di kampus aku, Universitas Muslim Indonesia memiliki program yang namanya Pesantren Padang Lampe. Seluruh Mahasiswa/i yang berkuliah di UMI diwajibkan mengikuti program tersebut, karena berdampak pada kelulusan sarjana kita kelak. Kita harus menjalani Pesantren selama sebulan. Letak Pesantren tersebut jauh dari kota tepatnya di pedalaman Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Okay, sampai segitu dulu ya cerita singkatnya, sudah mengerti kan tentang Padang Lampe? Nah aku mulai menceritakan mengenai tempat tersebut. Pada tanggal 28 April 2014 pukul 12:00 WITA Aku, Kak Keyla, dan Afini sampai di Pesantren itu. Kami telat datang, dikarenakan kami tersesat jauh. Sampai di Pesantren, kami bertanya kepada bapak-bapak untuk menanyakan kamar kami dimana karena pembagian kamar sudah dilakukan sebelum kami datang. Lalu, bapak itu memberikan kami kertas menunjukkan kamar kami. Ketika kami lihat, Aku, Kak Keyla, dan Afini berbeda kamar. Kami merengek-rengek kepada bapak itu untuk memberikan kami kamar yang sama tapi apadaya bukannya dikasih malah marah-marah dan mau melaporkan kami kepada dosen agar kami kembali ke Makassar. Dengan berat hati, kami menerimanya. Kami meminta tolong ditunjukkan letak kamar kami dimana. Alhamdulillah, kami berdekatan kamar. Ketika aku membuka kamar, tak ada satupun yang aku kenal. Aku tidak mau sekamar dengan orang yang tak dikenal. Untungnya, kamar Afini kosong, jadi Aku, Kak Keyla pindah ke kamar Afini. Kami sudah menyimpan bawaan kami yang bejibun. Kami mengunjungi kamar Anita yang tidak jauh dari kamar kami, aku mengajak Anita untuk memindahkan barang-barangnya ke kamar kami, agar kami bisa satu kamar dan Anita nya setuju.

Minggu pertama dan kedua itu banyak cobaan yang kami alami. Air kerannya gak jalan, air nya kotor,gatal dan makanan disana apa adanya. Menurut Anita sih, katanya kalau kita gatal-gatal berarti dosa kita banyak. Yah, aku akui sih dosa ku banyak kepada orang tua, keluarga, teman, guru, dosen dan semuanya. Tapi, obat untuk memberhentikan kegatalan badan dengan cara membacakan Basmalah 7x dan Kalimat Syahadat 3x, Alhamdulillah obatnya mujarab. Selain cobaan diatas, masih banyak lagi cobaan-cobaan lainnya. Tapi, sebenarnya bukan cobaan sih tapi emang kitanya yang malas dan susah diatur hehe. Coba dibayangkan, di Padang Lampe kita diajarkan menghargai waktu, mensyukuri apa yang diberikan, melakukan shalat tahajjud tiap malam, shalat tasbih setiap hari jumat, dan shalat tobat 1x yang jarang kita lakukan di rumah. Aku rasanya pingin teriak dan marah dengan keadaan tapi aku tak berdaya melakukannya. Karena, aku selalu menanamkan dalam diriku bahwa apa yang aku lakukan semata-mata ingin memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. Selain itu semua, kami juga diajarkan untuk menerima sifat atau karakter teman sekamar kita. Apakah kita sabar berhadapan dengan mereka yang bukan keluarga kita. Jujur, disana kami pernah mengalami ketidaksukaan terhadap satu sama lain dan mengalami sedikit perdebatan. Tapi, aku berpikir bahwa percuma aku marah-marah toh mereka juga punya sifat dan karakter yang beda dengan aku. Walaupun aku bilang ini dan itu tetapi kalau mereka tidak terbiasa dengan hal itu, mau dikatakan apa lagi. Hanya sabar dan istighfar yang dapat menghapus semua rasa amarah dalam hati karena aku tahu bahwa tidak semua orang menyukai apa yang kita lakukan begitupun sebaliknya. Semua orang memiliki caranya masing-masing dalam bersikap..

Minggu Ketiga, sudah terasa nyaman disana dan rasanya tak ingin pulang ke rumah. Di minggu ketiga, kami sudah disadarkan bahwa tempat ini snagatlah indah, sangat dirindukan kelak. Kenapa? karena hanya di tempat inilah kami bisa mengenal satu sama lain yang berbeda fakultas dan jurusan, yang tadinya satu fakultas belum mengenal kini sudah mengenal. Aku bersyukur, karena dengan eradanya aku di tempat ini, aku bisa lebih mengenal teman kelasku di kampu yang jarang aku berbicara dengan mereka. Mereka adalah Ekha, Adriani, dan Nurul. Belakangan ini, aku sering tidur di kamar mereka, makan bareng dengan mereka dan yang lainnya. Anita, Afini, Ekha, Kak Keyla, Nurul, dan Adriani sering dibawakan makanan oleh keluarga mereka kecuali aku karena tak satupun keluargaku datang membesuk dikarenakan mama tak bisa menyetir mobil dan kakak aku lagi sibuk dengan urusannya. Aku berterima kasih kepada mereka karena sudah mau berbagi makanan dan minuman dengan aku. Selain itu, kami diajarkan bagaimana kita mencintai Allah SWT. Rasulullah SAW, dan Agama Islam yang sangat sempurnah dan indah. Kami dilatih untuk menghafal seluruh bacaan shalat beserta artinya, menghafal surah-surah pendek, doa harian dan doa sesudah shalat fardhu. Selain itu, kami disadarkan akan kematian yang selalu datang tanpa sepengetahuan kita dan bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara dimana di dunia kita dianjurkan mencari ilmu, beribadah kepada Allah, menambah pahala dan mengurangi dosa karena tempat tinggal kita yang sesungguhnya adalah akhirat.

Minggu Keempat, minggu terakhir kami ditempat ini. Rasanya susah dan tak rela meninggalkan ayah, bunda yang sudah banyak memberikan kami ilmu yang sangat bermanfaat dan tak ternilai oleh apapun. Ayah Yunus yang menjadi figur yang sangat disenangi oleh siswi-siswi lain termasuk aku dan ekha hihi, beliau seperti ayah kami di rumah, setiap beliau memimpin zikir,hati kami terasa sejuk, walaupun beliau sering memukuli teman-teman yang lain yang suka tidur di Masjid, tapi beliau takkan pernah dibenci dan takkan tergantikan. Ayah Zakariah yang sering membantu dalam pengobatan, Ayah Bazith yang ganteng, Ayah Uje yang gokil dan pelit banget untuk meminta foto bareng, Ayah Fahri yang sedikit galak, Ayah Toha yang setiap kali mengajar pasti aku tidur, Ayah Safar yang sangat lucu membawakan materinya. Ayah Achmad dan Ayah Muhammad yang ganteng, Ayah Wahyu yang wajahnya mirip Naga LYLA, Bunda-Bunda yang baik hati,lembut,dan penyayang, serta kak Adnan yang sangat lucu,baik, keren yang selalu membantu kami kapan dan dimanapun. Ah, susah meninggalkan mereka dan belum tentu kami dapat kembali ke tempat yang disebut sama teman-teman "Penjara Suci" hihihi....

Ini sebagian foto-foto :)

Pemandangan yang tiap hari kami lewati   




Makanan kami setiap hari sabtu selain itu kami makan telur,ikan,sayur dengan sederhana

Kamar aku, kak keyla, afini, dan anita

Lagi cari signal ditempat malam-malam hihi disitulah kami merasakan hal gaib hihi

Kelas 8 with Ayah Zakaria

Senam pagi

 
Best friend di Padang Lampe :*


Salam,
Fir

No comments:

Post a Comment