Saturday 28 February 2015

Am I wrong?

Salahkah bila aku jatuh cinta denganmu yang sudah memiliki kekasih?
Maafkan diriku sudah menaruh perasaan kepadamu. Jujur, aku tak ingin memiliki perasaan seperti ini kepadamu. Tapi apa daya, Tuhan ku menitipkan rasa cinta di setiap hati hamba-Nya. 

Aku serahkan perasaan ini kepada Tuhan ku. Biarlah Dia yang mengatur jalan cintaku. Aku tak berdaya akan takdir-Nya. Karena hanya Dia-lah satu-satunya yang dapat kupercaya...

Dear, P. 

Salam,
Fir

Monday 11 August 2014

Kematian

Tiap detik,menit,jam,hari,bulan,dan tahun selalu memikirkan kematian. Yang ada di benakku ialah ketika aku mati, apakah aku meninggal dalam keadaan khusnul khotimah? Apakah aku sempat mengucapkan lafadz La ilaha Illaulah Muhammadarrosulullah? Apakah ibadah ku sudah sempurna? Apakah aku telah membuat Bapak dan Ibu bahagia? Apakah telah menjadi anak,adik,kakak,keponakan,sepupu,tante,dan cucu yang baik? Apakah hubunganku dengan manusia sudah baik? Apakah aku selalu bershalawat kepada Rasulullah SAW? Aku tak tahu. Hanya Engkau Yang Maha Tahu, Wahai Zat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Kematian akan terjadi kepada semua makhluk yang bernyawa dan akan kembali kepada-Nya. Setiap mengingat kematian, air mataku tak tertahankan Ya Allah. Di benakku hanyalah ketakutan yang menghampiri. Aku takut kuburanku sempit. Aku takut kuburanku gelap. Aku takut Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku dengan pertanyaan yang tak bisa terjawab dari anggota tubuhku dan mencambukku dengan cambukan yang pedih. Ya Allah, aku ingin bertemu dengan-Mu, bertemu dengan manusia yang sangat mulia di dunia maupun akhirat, Rasulullah SAW. Lapangkanlah kuburku. Andaikan saja bisa memilih, aku tak ingin hidup di dunia. Aku takut berbuat dosa. Aku takut balasan-Mu yang sangat pedih. Ya Allah, hamba-Mu ini hanyalah manusia yang memiliki jiwa yang lemah, yang mudah rapuh. Air mata yang terus-menerus berderai ketika mendengar nama-Mu, merasakan nikmat-Mu, dan berjumpa dengan-Mu. Jadikanlah aku anak yang sholehah, yang membuat Bapak dan Ibu ku bahagia dunia dan akhirat karena ku, yang membuat Bapak dan Ibu ku memakai mahkota di surga-Mu.

Ya Allah... Jadikanlah aku anak yang selalu bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan dalam hidupku dan rasa ikhlas dan sabar atas musibah yang Engkau berikan kepadaku. Karena aku tahu ketika Engkau memberikanku musibah itu tandanya Engkau mencintaiku dan merindukanku, Ya Rabb. Aku akan kembali kepangkuan-Mu saat waktu itu tiba :)

Salam,
Fir

Monday 14 July 2014

Padang Lampe... I'm In Love

Holla.... I'm back again... sudah lama aku tak posting cerita aku di blog ini, soalnya belakangan ini lagi malas berpikir dan novel aku sudah menunggu untuk diselesaikan bacaannya. Gak usah lama-lama lagi, aku mau cerita mengenai kisah perjalanan kerohanianku. Sebelum aku cerita lebih panjang, aku mau kasih tahu dulu tentang Padang Lampe, kenapa dan mengapa. Di kampus aku, Universitas Muslim Indonesia memiliki program yang namanya Pesantren Padang Lampe. Seluruh Mahasiswa/i yang berkuliah di UMI diwajibkan mengikuti program tersebut, karena berdampak pada kelulusan sarjana kita kelak. Kita harus menjalani Pesantren selama sebulan. Letak Pesantren tersebut jauh dari kota tepatnya di pedalaman Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Okay, sampai segitu dulu ya cerita singkatnya, sudah mengerti kan tentang Padang Lampe? Nah aku mulai menceritakan mengenai tempat tersebut. Pada tanggal 28 April 2014 pukul 12:00 WITA Aku, Kak Keyla, dan Afini sampai di Pesantren itu. Kami telat datang, dikarenakan kami tersesat jauh. Sampai di Pesantren, kami bertanya kepada bapak-bapak untuk menanyakan kamar kami dimana karena pembagian kamar sudah dilakukan sebelum kami datang. Lalu, bapak itu memberikan kami kertas menunjukkan kamar kami. Ketika kami lihat, Aku, Kak Keyla, dan Afini berbeda kamar. Kami merengek-rengek kepada bapak itu untuk memberikan kami kamar yang sama tapi apadaya bukannya dikasih malah marah-marah dan mau melaporkan kami kepada dosen agar kami kembali ke Makassar. Dengan berat hati, kami menerimanya. Kami meminta tolong ditunjukkan letak kamar kami dimana. Alhamdulillah, kami berdekatan kamar. Ketika aku membuka kamar, tak ada satupun yang aku kenal. Aku tidak mau sekamar dengan orang yang tak dikenal. Untungnya, kamar Afini kosong, jadi Aku, Kak Keyla pindah ke kamar Afini. Kami sudah menyimpan bawaan kami yang bejibun. Kami mengunjungi kamar Anita yang tidak jauh dari kamar kami, aku mengajak Anita untuk memindahkan barang-barangnya ke kamar kami, agar kami bisa satu kamar dan Anita nya setuju.

Minggu pertama dan kedua itu banyak cobaan yang kami alami. Air kerannya gak jalan, air nya kotor,gatal dan makanan disana apa adanya. Menurut Anita sih, katanya kalau kita gatal-gatal berarti dosa kita banyak. Yah, aku akui sih dosa ku banyak kepada orang tua, keluarga, teman, guru, dosen dan semuanya. Tapi, obat untuk memberhentikan kegatalan badan dengan cara membacakan Basmalah 7x dan Kalimat Syahadat 3x, Alhamdulillah obatnya mujarab. Selain cobaan diatas, masih banyak lagi cobaan-cobaan lainnya. Tapi, sebenarnya bukan cobaan sih tapi emang kitanya yang malas dan susah diatur hehe. Coba dibayangkan, di Padang Lampe kita diajarkan menghargai waktu, mensyukuri apa yang diberikan, melakukan shalat tahajjud tiap malam, shalat tasbih setiap hari jumat, dan shalat tobat 1x yang jarang kita lakukan di rumah. Aku rasanya pingin teriak dan marah dengan keadaan tapi aku tak berdaya melakukannya. Karena, aku selalu menanamkan dalam diriku bahwa apa yang aku lakukan semata-mata ingin memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. Selain itu semua, kami juga diajarkan untuk menerima sifat atau karakter teman sekamar kita. Apakah kita sabar berhadapan dengan mereka yang bukan keluarga kita. Jujur, disana kami pernah mengalami ketidaksukaan terhadap satu sama lain dan mengalami sedikit perdebatan. Tapi, aku berpikir bahwa percuma aku marah-marah toh mereka juga punya sifat dan karakter yang beda dengan aku. Walaupun aku bilang ini dan itu tetapi kalau mereka tidak terbiasa dengan hal itu, mau dikatakan apa lagi. Hanya sabar dan istighfar yang dapat menghapus semua rasa amarah dalam hati karena aku tahu bahwa tidak semua orang menyukai apa yang kita lakukan begitupun sebaliknya. Semua orang memiliki caranya masing-masing dalam bersikap..

Minggu Ketiga, sudah terasa nyaman disana dan rasanya tak ingin pulang ke rumah. Di minggu ketiga, kami sudah disadarkan bahwa tempat ini snagatlah indah, sangat dirindukan kelak. Kenapa? karena hanya di tempat inilah kami bisa mengenal satu sama lain yang berbeda fakultas dan jurusan, yang tadinya satu fakultas belum mengenal kini sudah mengenal. Aku bersyukur, karena dengan eradanya aku di tempat ini, aku bisa lebih mengenal teman kelasku di kampu yang jarang aku berbicara dengan mereka. Mereka adalah Ekha, Adriani, dan Nurul. Belakangan ini, aku sering tidur di kamar mereka, makan bareng dengan mereka dan yang lainnya. Anita, Afini, Ekha, Kak Keyla, Nurul, dan Adriani sering dibawakan makanan oleh keluarga mereka kecuali aku karena tak satupun keluargaku datang membesuk dikarenakan mama tak bisa menyetir mobil dan kakak aku lagi sibuk dengan urusannya. Aku berterima kasih kepada mereka karena sudah mau berbagi makanan dan minuman dengan aku. Selain itu, kami diajarkan bagaimana kita mencintai Allah SWT. Rasulullah SAW, dan Agama Islam yang sangat sempurnah dan indah. Kami dilatih untuk menghafal seluruh bacaan shalat beserta artinya, menghafal surah-surah pendek, doa harian dan doa sesudah shalat fardhu. Selain itu, kami disadarkan akan kematian yang selalu datang tanpa sepengetahuan kita dan bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara dimana di dunia kita dianjurkan mencari ilmu, beribadah kepada Allah, menambah pahala dan mengurangi dosa karena tempat tinggal kita yang sesungguhnya adalah akhirat.

Minggu Keempat, minggu terakhir kami ditempat ini. Rasanya susah dan tak rela meninggalkan ayah, bunda yang sudah banyak memberikan kami ilmu yang sangat bermanfaat dan tak ternilai oleh apapun. Ayah Yunus yang menjadi figur yang sangat disenangi oleh siswi-siswi lain termasuk aku dan ekha hihi, beliau seperti ayah kami di rumah, setiap beliau memimpin zikir,hati kami terasa sejuk, walaupun beliau sering memukuli teman-teman yang lain yang suka tidur di Masjid, tapi beliau takkan pernah dibenci dan takkan tergantikan. Ayah Zakariah yang sering membantu dalam pengobatan, Ayah Bazith yang ganteng, Ayah Uje yang gokil dan pelit banget untuk meminta foto bareng, Ayah Fahri yang sedikit galak, Ayah Toha yang setiap kali mengajar pasti aku tidur, Ayah Safar yang sangat lucu membawakan materinya. Ayah Achmad dan Ayah Muhammad yang ganteng, Ayah Wahyu yang wajahnya mirip Naga LYLA, Bunda-Bunda yang baik hati,lembut,dan penyayang, serta kak Adnan yang sangat lucu,baik, keren yang selalu membantu kami kapan dan dimanapun. Ah, susah meninggalkan mereka dan belum tentu kami dapat kembali ke tempat yang disebut sama teman-teman "Penjara Suci" hihihi....

Ini sebagian foto-foto :)

Pemandangan yang tiap hari kami lewati   




Makanan kami setiap hari sabtu selain itu kami makan telur,ikan,sayur dengan sederhana

Kamar aku, kak keyla, afini, dan anita

Lagi cari signal ditempat malam-malam hihi disitulah kami merasakan hal gaib hihi

Kelas 8 with Ayah Zakaria

Senam pagi

 
Best friend di Padang Lampe :*


Salam,
Fir

Tuesday 22 April 2014

Inilah Pilihanku

Assalamualaikum semuanya. Sudah 3 bulan lebih ya saya tidak mem-posting cerita hidup saya lagi hehe. Langsung aja ya,saya ingin bercerita awal mula saya mengenakan jilbab. Siapa sih yang tidak tahu tentang jilbab,pasti pada tahu kan. Yap, saya mengenakan jilbab sejak awal kelas 12. Saya memutuskan untuk memakai karena dorongan dari guru-guru saya. Waktu itu,sekolah kami melaksanakan yang namanya Pesantren Kilat. Nah,acara tersebut mewajibkan siswi memakai jilbab. Awal pakai,sedikit gerah tetapi selang 3 hari rasanya nyaman,sejuk,dan tidak ribet mengurus rambut. Ibu guru mengatakan "Mahqfira cantik pakai jilbab. Jangan dilepas,nak" kata-kata itu yang langsung menyentuh hati saya. Cukup senang di puji seperti itu,awalnya belum mau pakai jilbab tetapi tidak tahu kenapa ada dorongan dan bisikan dari dalam diri untuk mengenakan jilbab. Besok paginya,saya ke sekolah untuk mengikuti rapat IBB(acara pertandingan bola basket se-Makassar) dan pertama kalinya saya mengenakan jilbab seutuhnya. Teman-teman tidak mengenal saya,mereka baru menyadari yang lewat di depan mereka itu saya. Semuanya pada bilang "Ada angin apa ini kau pake jilbab? Cieeee alim nya" saya hanya tersenyum malu sembari berkata "yeee kenapakah,ada yang salah?huuuu".

Saya berterima kasih kepada Ibu Guru yang sudah memuji dan mendorong saya untuk menunaikan kewajiban sebagai wanita muslimah. Namun,menjadi wanita muslimah dan istiqomah itu sangatlah susah. Saya tahu,zaman semakin berkembang. Berbagai macam usaha yang dilakukan wanita modern untuk terlihat cantik dan menarik di depan kaum adam dan bergaya sesuai fashion yang disuguhkan oleh para designer dunia. Keinginan membuka jilbab itu sangatlah besar dalam hati saya,karena saya ingin menjadi mereka yang bisa berpakaian ala anak muda jaman sekarang agar terlihat keren di depan khalayak umum. Astaghfirullah, nampaknya dunia menolak dengan keras untuk saya ber-istiqomah,dunia memberontak dan berhasil menjerumuskan saya ke lubang dosa. Pada waktu itu, saya tidak istiqomah,saya membuka jilbab di beberapa kegiatan. Rasanya Malu,Malu,Malu,dan Menyesal. Hanya kata-kata itu yang bisa menjelaskan perasaan saya ketika membuka jilbab. Rasanya di tampar di depan orang-orang,dicambuk dengan rotan,dan seperti rambut saya terkena api neraka yang sudah pasti saya tahu bagaimana panasnya. Ya Allah, saya memohon ampun atas ketidak-istiqomah ini.

Setelah itu, saya mencoba merenung atas ke khilafan saya membuka jilbab dan berjanji untuk tidak membukanya lagi. Saya belajar untuk istiqomah mulai beberapa bulan yang lalu dengan tidak mem-posting foto di sosial media yang tidak mengenakan jilbab,liburan ke pantai,jalan bersama keluarga,dan berbagai moment yang saya lalui. Alhamdulillah,saya cukup bangga terhadap diri saya yang mampu menghilangkan keinginan untuk membuka jilbab lagi. Saya semakin mantap,nikmat,nyaman,bahagia memakai jilbab dan Insya Allah tidak akan pernah melepasnya hingga maut memisahkan diriku dengan kain biasa tersebut,walaupun dunia dengan kerasnya mendorong hati dan mencuci pikiran saya untuk membukanya kembali.

Selain itu, menjalankan perintah Allah SWT.yang satu ini tidaklah mudah. Banyak rintangan yang dilalui. Di negara yang mayoritas muslim saja susah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang halal,apalagi di negara yang minoritas muslim. Sangatlah susah bagi yang berjilbab,di tolak sana-sini hanya karena kain yang berada di kepala ini, di bilang teroris, sok suci, sok paling benar,dan masih banyak kata-kata yang keluar dari mulut orang-orang yang tak bertanggung jawab itu. Saya menginginkan dunia tidak membedakan seseorang yang memakai jilbab maupun tidak memakai jilbab untuk bisa berjihad di jalan Allah SWT. Saya hanya ingin mendapatkan surga firdaus Allah SWT. Saya tidak ingin melihat bapak saya di masukkan ke lubang neraka jahannam karena tidak menyuruh anak perempuannya untuk menutup aurat dan saya takut rambut yang sudah saya rawat di percikkan api neraka jahannam oleh malaikat Malik, naudzubillahi minzalik Ya Allah. 

Satu hal diantara beberapa hal yang sudah saya ceritakan diatas,yang sangat ditakutkan oleh beberapa wanita ketika mereka memutuskan berjilbab ialah jauhnya jodoh dari mereka. Jujur,saya berpikiran seperti itu juga. Saya takut,dengan menutup aurat,semua lelaki tidak ada yang mau mendekati saya. Tetapi,pikiran itu saya mencoba untuk membuangnya jauh-jauh. Saya percaya bahwa Seorang lelaki yang baik pasti akan memilih wanita yang baik pula dan seorang lelaki pasti tidak akan mau menjadi orang yang kedua atas Istrinya,karena tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan itu pula. Saya berharap, Allah SWT.akan mengirimkan pria sholeh,tampan,mapan,bertanggung jawab,dan sayang keluarga untuk saya kelak. Karena, saya ingin menjadikan suami saya sebagai 'My Endless Love', 

Akhir kata, saya bukanlah wanita yang sempurna,saya hanyalah wanita yang masih banyak dosa,timbangan kebaikan saya 'mungkin' lebih ringan dari timbangan keburukan saya. Saya hanyalah manusia yang masih mencari pahala dari Allah SWT.dan ingin bahagia di akhir zaman walaupun melewati kejamnya dunia yang fana ini. Semoga kita semua selalu berada di jalanNya, selalu mengingat kematian agar kita semua selalu berbuat kebaikan di dunia,menjauhi laranganNya, dan bertemu di surga firdausNya. Amin, Bismillah, Insya Allah :)


Salam,
Fir

Thursday 16 January 2014

Tutup Buku

Buat orang-orang yang telah baca postingan saya tentang 'dia' sebelumnya,makasih banyak. Sekarang,saya gak mau lagi membahas tentangnya. Saya telah sadar bahwa sanya dia itu menganggap saya hanya pelampiasan ketika ia lagi sendiri atau marahan dengan pacar maupun mantannya. Saya menyadari hal itu ketika saya membaca sms dia ke sahabat saya,disitu sahabat saya mengatakan ''kayaknya dia berharga banget ya,kamu gak ada kapoknya sama dia yang sifatnya kayak gitu. Cinta banget ya sama dia'' lalu dia menjawab ''kayaknya dia takkan tergantikan''.Tau gak? Sakit banget lho ini hati baca sms itu. Saya berpura-pura menyembunyikan ke-tahu-an saya mengenai sms itu ke sahabat saya. Padahal sahabat saya tak menginginkan saya membaca sms itu.

Saya sudah capek seperti ini. Kayak digantung. Tapi gimana ya kalau sudah cinta,susah banget ngelepasnya. Tapi inilah hidup,ada saatnya dimana kita harus melupakan seseorang yang sudah buat kita bahagia maupun sakit hati. Lalu,membuka hati untuk yang lain yang lebih menyayangi kita dan tidak membuat kita merasa tergantungi.

So,detik ini menit ini jam ini saya menyatakan mundur dari perasaan ini dan menutup rapat-rapat perasaan yang saya sudah berikan kepada dia. Pesan saya kepadanya "tetapkan satu wanita dihatimu,jangan pernah membuat ia merasa digantungi dan menjadikan ia sebagai pelampiasan kesedihan dan kesepianmu. Karena kamu punya ibu dan adik perempuan yang mana ketika ia merasa seperti itu pasti hatinya sakit. Cukuplah saya merasakan hal itu kepadamu,makasih sudah buat saya bahagia walaupun hanya melalu chat di bbm ataupun line. Makasih"


Salam,
Fir

Saturday 28 December 2013

Usia 18

Hari ini aku berulang tahun. Usiaku sekarang 18 tahun. Gak terasa ya kemarin baru 17 sekarang udah 18 aja. Alhamdulillah, Allah SWT masih mengizinkan aku menghirup udara segar dan buruk,menikmati hidup,melewati segala permasalahan yang ada. Di usia 17,banyak banget peristiwa-peristiwa penting yang Allah SWT.berikan,baik senang maupun sedih. Peristiwa yang mungkin takkan pernah aku lupakan,apalagi bersama teman-teman maupun sahabat tercinta. Usia 17 kemarin,ketika saya masih mengenakan seragam sekolah kini sudah berganti pakaian menjadi pakaian bebas. Ada perasaan bahagia ada juga perasaan sedih meninggalkan usia 17 yang mungkin banyak orang masih menginginkan usia tersebut,termasuk saya. Kini,peristiwa di usia 17 hanya tinggal kenangan yang takkan pernah saya lupakan seumur hidup.

Terima kasih aku ucapkan kepada Nana Rara Manda Nazmi Davi Dylan Khaedir Ridho dan Achmad(orang ikut-ikutan) bela-belain datang ke rumah kasih surprise. Tapi,ada yang beda surprise ulang tahun ke-17 dengan ke-18. Yustin,Intan,dan Wiwiek nya gak ada, Sedih banget mereka gak datang,apalagi sama Yustin yang seperti saudara kandung saya nun jauh disana :"( Maaf banget, belum ada feedback dari saya. Tunggu saya sukses ya guys,tiap hari kalau perlu saya traktir deh hehe Love you guys :*




Lain cerita, makasih surprisenya anita anty kak keyla afini kak ujang. Never thought you guys are give it to me. Gak lama kenal kalian udah ngasih surprise aja hihi love you guys :*

 
Salam,
Fir

Tuesday 22 October 2013

Rumit

Melupakanmu bagaikan menunggu batu berlubang karena tetesan air hujan,lama dan sulit.
Ingin melepaskanmu dengannya namun aku tak rela.
Ingin menghapus bayangmu dari benakku namun,wajahmu nampaknya sudah terekam di otakku.
Ingin mengejarmu hingga titik darah penghabisan tapi nyatanya sulit juga.
Aku hanya pasrah dengan keadaan ini,biarkanlah waktu yang menjawab semua rasa penasaran yang ada.
Karena dirimu sudah tersusun rapih di hatiku. Sulit untuk seseorang menggantikannya.
Hanya menunggu kapan hal ini ada titik terangnya dimana aku,kamu,satu!

Salam,
Fir